Thursday 1 May 2008

Wahai Para Petinggi, Mana Monorail-nya??

Sedang berpikir tentang upaya pemerintah untuk mengurangi kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di jalanan ibu kota. Kiatnya dengan bujuk rayu agar masyarakat mau menggunakan kendaraan umum. Tapi bagaimana mungkin orang-orang bisa terlena dengan rayuan itu? Coba tengok kendaraan umum yang kita punya. Mulai dari bus kota sampai angkot. Mulai dari ojek sampai bajaj. SANGAT TIDAK NYAMAN. Bahkan Transjakarta, yang boleh dibilang kendaraan umum paling OK di jakarta Raya, tidak senyaman yang diharapkan.
Pemikiran ini bukannya tiba-tiba muncul di benak saya. Ini boleh dibilang curcol alias curhat colongan. Hehe. Alkisah hari ini saya 'menikmati' suasana jalanan yang.. Wow! Tiada duanya. Menunggu bus selama satu jam. Sebenarnya sudah ada dua bus yang lewat tapi karena isinya penuh sesak, hati dan raga yang sudah letih ini ingin dimanja dengan bus yang lebih nyaman. Jadilah saya menunggu lagi. Akhirnya si kuda besi datang. 'Lagi-lagi bus non AC dan agak penuh', pikir saya. Inginnya ada bus AC dengan jurusan sama yang lewat namun setelah menunggu selama satu jam, saya yakin Anda pun akan naik bus apa saja yang bisa mengantar ke tempat tujuan, tak peduli ber-AC atau tidak, tak peduli kebagian tempat duduk atau harus berdiri. Seiring sang kuda berlari, ternyata masih banyak orang yang mau naik bus itu biarpun jelas sudah penuh. 'Udah kaya ikan sarden', kalau kata Pak Supir.
Seakan-akan posisi berdiri di ruangan yang agak tertutup dengan hawa agak lembab masih belum cukup menyiksa, jalanan semakin memanas-manasi dengan menyajikan kemacetan yang.. Yang tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Alhasil perjalanan Depok-Blok M hari ini berlangsung selama dua setengah jam. DUA SETENGAH JAM, saudara-saudara!! Padahal biasanya jarak itu bisa ditempuh dalalam waktu satu jam atau bahkan tiga puluh menit kalau Pak Supir sedang kebut-kebutan bak di rally.
Ck ck. Pak presiden, Bu Menteri, pernahkah kalian mencicipi kendaraan umum yang kalian jajakan ini? Mana mau orang meninggalkan mobil pribadinya untuk bergabung dengan gerombolan ikan teri itu? Biarpun bukan mobil paling mahal yang dikendarai, tapi jelas lebih NYAMAN dan AMAN daripada kaleng sarden. Sama sekali tidak salah kalau Pemerintah menginginkan masayarakatnya mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum. Tapi tolong yang namanya kendaraan umum dijadikan kendaraan yang 'layak' terlebih dulu. Kalau pemikiran ini masih terlalu sulit untuk diterima, mungkin Bapak Ibu Petinggi boleh mencoba dulu, naik bus kota dari rumah sampai ke tempat kerja. Nikmati, lalu beritahu kami apa rasanya.

4 comments:

  1. setujuuuuuu,brurrrrrrrrr

    ngomong2 knapa monorail di tanah abang pembuatannya di stop ya??? jalannya rata lagi padahal udah ada tiangnya
    heran
    plintat plintut deyhh

    ReplyDelete
  2. astaga! makasih dikasih comment! makashi banget! oh my! gue sekarang senyum2 sendiri loh. hee. hmm. entahlah. bukannya emang semua proyek monorail dihentikan?

    ReplyDelete
  3. monorail itu proyek setengah hati.... sekarang berhenti karena konsorsium yg mo ngebangun udah malas....

    eh, nov, tukeran blogroll ya

    ReplyDelete
  4. kom klo ga slh itu proyek ga ada dana di tgh2.. ga ada yg mau ngejamin proyek itu.. ya investor luar (klo ga slh dr timur tgh apa) mundur..

    dki minta spy pertangungannya dishare ato diambil alih gt ma pusat tp dpr ogah.. jdlah hanya tersisa tonggak2nya proyek monorail itu

    ReplyDelete