Sunday 6 March 2011

Saat Magnum Mengguncang Jakarta

Jakarta selalu dihiasi dengan berbagai fenomena. Ada saja hal baru yang menjadi perhatian masyarakat hampir setiap harinya. Beberapa bulan terakhir ini kita dibuat heboh dengan kehadiran es krim Magnum keluaran Wall's, yang "katanya" berbeda dengan Magnum yang ada sebelumnya. Magnum seakan jadi es krim paling tenar saat iklan-iklan dengan serunya mempersuasi orang-orang untuk membeli, mengonsumsi, atau sekedar mencicipinya. Lebih hebat lagi, orang-orang dibuat kesulitan untuk mendapatkan Magnum, mulai dari mini market sampai hypermarket. Strategi marketing yang menarik menurut saya. Begitu sulitnya menemukan Magnum seakan-akan es krim tenar ini laku keras.

Setelah promo Magnum usai dan perburuan mulai meredam, ada lagi strategi baru yang dijalankan. Hadirlah Magnum Cafe di Jakarta dan hanya tersedia di satu mall, yaitu Grand Indonesia. Awalnya tidak ada yang istimewa dengan cafe baru ini, namun tiga hari kemarin, yaitu dari hari Jumat, 4 Maret sampai Minggu, 6 Maret, Magnum Cafe menjadi sebuah fenomena di Jakarta.

Sebagai pecinta makanan manis, saya langsung tertarik untuk mampir ke so-called Magnum Cafe. Saya agak penasaran, ada apa sih di sana? Apa bedanya dengan es krim Magnum yang biasa dijual di supermarket-supermarket? Ditambah lagi ada godaan berupa diskon 50% khusus hari Jumat, 4 Maret sampai Minggu, 6 Maret TANPA syarat apa pun.

Jadilah hari Minggu, 6 Maret, kemarin saya mengunjungi Magnum Cafe. Sesampainya di sana, saya dikagetkan oleh antrian panjang di depan Magnum Cafe. Wow kenapa rasanya jadi seperti ada wahana dufan di mall ini? Bahkan sehari sebelumnya saya tidak menemukan antrian seperti itu di Javajazz Festival.

Saat itu pukul dua siang. Pikir saya, hmm mungkin karena masih jam makan siang. Saya memutuskan untuk jalan-jalan sambil memperhatikan antrian. Entah berapa meter panjang antrian itu. Ada yang asyik sendiri dengan HP-nya, ada yang seakan tidak merasakan antrian karena beramai-ramai, ada juga bapak-bapak yang ngedumel lama tapi tetap mengantri. Antrian dibagi menjadi tiga lajur. Lajur satu untuk pengunjung yang ingin take away, sedangkan dua lajur lainnya untuk pengunjung yang ingin dine in. Antrian take away lebih cepat bergeser, mungkin karena tidak semua menu bisa dibawa pulang. Setelah ditelusuri, di ujung antrian para pengunjung disambut oleh Putri dan Pangeran Magnum, ya lebih tepatnya SPG yang memakai kostum Putri dan Pangeran a la Eropa. Usut punya usut, pengunjung harus mengantri sekitar dua jam untuk bisa bertemu dengan Putri-Pangeran dan diantar ke singgasana untuk melahap es krim dari neegri seberang.

Ketika saya kembali jam 3 sore, antrian malah semakin panjang. Luar biasa. Dalam hati saya berujar, 'Ngapain sih orang-orang ini niat ngantri cuma buat makan es krim?' tapi ujung-ujungnya saya malah termakan omongan sendiri dan ikutan mengantri.

Sepuluh menit berlalu. Saya masih berdiri di posisi yang sama.

Dua puluh menit. Saya mulai maju selangkah dua-langkah.

Tiga puluh menit. Saya mengintip ke depan dan antrian masih sangat panjang. OK, sepuluh menit lagi deh, saya masih mencoba sabar.

Empat puluh menit. Terima kasih banyak tapi saya bukan orang yang suka menunggu dan saya jamin saya masih belum bisa masuk selama setengah jam ke depan. Ah lebih baik saya tidak mendapat diskon tapi tidak perlu mengantri gila. Selamat tinggal, teman-teman seperjuangan. Semoga kesabaran kalian terbayarkan. :D

Saturday 5 March 2011

i can type fast
but i make loits f typo
please dont hate me
sometimes you don't say it out loud

thinking maybe

maybe it won't be any more true

just you

and yourself

then one day it will be gone