Friday 12 June 2009

proud being chinese


tergelitik membaca tulisan seorang kawan, saya pun jadi ingin mengangkat topik yang kurang lebih sama. sebenarnya sudah cukup lama saya ingin membahas pelafalan 'cina'. tadinya saya ingin mengumpulkan data yang akurat terlebih dulu, tapi tak apalah. sekarang saya akan menulis sejauh yang saya ketahui saja.

ada kejanggalan dalam pelafalan kata 'cina' di negara ini. ada yang melafalkan 'cina', 'chaina' seperti china dalam bahasa inggris, ada pula 'tiong hoa' atau 'tiong kok' yang berasal dari bahasa aslinya. banyak orang tidak setuju dengan 'chaina' karena itu mengikuti pelafalan bahasa inggris. banyak orang pula yang tidak percaya bahwa 'cina' menyiratkan makna merendahkan bagi kaumnya.

saya yakin belum banyak orang yang tahu, kata dengan pelafalan bahasa indonesia yang baik dan benar, yaitu 'cina', kurang disukai oleh ras bangsa itu sendiri. alasannya, kata 'cina' dipercaya merupakan serapan dari kata 'ce-na' yang konon digunakan kaum jepang untuk merendahkan negeri tirai bambu (saya sendiri belum mengetahui arti 'ce-na' dengan jelas). hal ini semakin diperkuat dengan penggunaan kata 'cina' pada zaman orde baru dimana kabarnya sang pemimpin padaera tersebut tidak menyukai ras tertentu. sedangkan pada masa bung karno, 'tiong hoa' atau 'tiong kok' lebih lumrah digunakan. hal ini belum diketahui oleh banyak orang, termasuk oleh masyarakat yang terkait langsung dengan berbagai sebutan itu.

kebanyakan kaum tua yang mempermasalahkan hal tersebut. bagi mereka, orang-orang yang mengerti dan menghargai negeri panda seharusnya tidak lagi menggunakan 'cina' setelah masa orde baru. mereka yakin bahwa orang-orang penting yang kerap tampil di media seharusnya tahu bahwa 'cina' adalah kata yang menyinggung dan merendahkan. mereka pun akhirnya lebih menghargai 'chaina' yang berasalkan dari bahasa inggris. saya sendiri agak bingung, tapi mereka sama sekali tidak menganggap 'chaina' berhubungan dengan kata yang digunakan oleh orang-orang jepang terdahulu.

ah ini kan hanya masalah bahasa. tak ada salahnya bila kita mengurangi kata 'cina' saat berhadapan dengan orang yang berpaham seperti cerita saya di atas. dan bila anda merasa kurang nyaman menggunakan pelafalan bahasa inggris, anda bisa menggunakan 'tiong kok' atau 'tiong hoa'. lagi pula saya yakin, anda tidak perlu pusing memikirkan masalah ini dengan teman bila anda tidak memiliki niat buruk apapun. teman anda toh belum tentu peduli.

foto: http://thescore.ibj.com/content/wp-content/uploads/2009/04/china-flag-wave.jpg

3 comments:

  1. hmm......nice article..................

    ReplyDelete
  2. setuju! saya sendiri punya kenalan asal RRC dan dia sendiri mengatakan tidak suka disebut sebagai orang Cina karena tahu soal sejarah tersebut. Dia lebih suka disebut orang China, dari China. Karena hal tersebut, akhirnya saya selalu menjaga perasaannya dengan menyebutnya berasal dari China, bukan Cina. Bahasa kan dinamis, asal penggunanya sadar atas apa yang dikatakan, sebenarnya masalah pelafalan ini bisa sama-sama dipahami, bukannya terus-terusan dipermasalahkan.

    Omong-omong, ulasan Anda bagus.. :))

    ReplyDelete